PERSPEKTIF
Antara aku yang terbiasa menerima,
Dia yang memberi,
Kamu yang bersedia berbagi dengan aku.
Kepada dia, yang memberi aku makan ketika aku baru menerima kiriman dari kampung
Buat kamu, yang berbagi sepiring nasi putih ketika di dompetku tersisa sekeping koin kuno saja
Kepada dia, yang dengan bangga menceritakan segala kesuksesan dan keaktifanmu di kampus
Buat kamu, yang meluangkan mendengarkan aku mengeluh tentang kuliahku
Kepada dia, yang dengan semangat memacu semangat tentang impian dan cita-cita
Buat kamu, yang dengan sabar bernostalgia tentang childhood friend kita masing-masing
Kepada dia, yang menerima gaji besar sebagai reward akan kesuksesan dan kerja keras
Buat kamu, yang berbagi kisah tentang kegagalan dan semangat bangkit dari keterpurukan
Kepada dia, yang dengan bangga membayar ongkos lapangan ketika kami bermain futsal
Buat kamu, yang menemani aku bermain PES di kost semalaman hingga pagi tiba
Kepada dia, yang ingin memberikan aku kesempatan berkarya di Paryasop
Buat kamu, yang bersedia berbagi kasur dan selimut yang sudah tipis itu dengan aku
Kepada dia, …
Buat kamu, …
Belum tentu apa yang dia miliki tidak kamu miliki, tetapi mengapa kamu berkecil hati?
Belum tentu dia tak dapat berbuat seperti apa yang kamu perbuat, janganlah kamu angkuh!
Terima kasih kepada dia dan kamu
Terima kasih buat kamu dan dia
atas segala perbedaan yang ada, hingga aku dapat kesempatan untuk memilih
memilih warna salah satu mozaik dalam hidup ini, agar hidup ini lebih ceria dan berwarna
untuk aku, kamu, dan dia…
untuk kita bersama, mari saling berbagi
Memory Art by Watchson,
Depok, 3 Oktober 2009
Pandangan dari perspektif yang berbeda
Catatan Pinggir:
Mengapa kita merasa diri kita di atas dan lebih layak memberi?
Alangkah lebih indah ketika kita saling berbagi…