Bagaimanakah pemimpin itu seharusnya…

Pertama, kita semua membutuhkan penyerahan diri kepada seseorang yang bisa memaksimalkan penggunaan potensi pribadi kita untuk pencapaian kualitas-kualitas hasil yang tidak mungkin dicapai tanpa tuntunan dari pribadi tersebut. Dan orang itu, siapa pun dia – ada atau tidak ada, kenal atau tidak, tua atau mudah, dekat atau jauh, se-keyakinan atau tidak – dia adalah pemimpin bagi kita.

Kedua, sang pemimpin tidak harus memiliki – apalagi menguasai dengan keahlian yang lebih tinggi daripada kita, untuk memberikan tuntunan – karena kompetensi untuk pencapaian hasil itu sudah ada pada diri kita. Bila dia yang melaksanakan tugas kita untuk menjadikan kita pribadi-pribadi super – maka dia bukan seorang pemimpin, tetapi seorang pembantu atau pendukung tenaga.

Ketiga, sang pemimpin harus memiliki kualitas pribadi yang pantas untuk menerima penyerahan diri kita itu; entah karena pendidikan, pengalaman, atau kualitas-kualitas lain, tetapi yang akan melontarkan kita ke tempat-tempat yang bahkan bisa saja lebih tinggi dari posisi yang pernah dicapai oleh sang pemimpin.

Keempat, sang pemimpin harus memiliki sudut pandang yang adil dan ikhlas mengenai hak Anda untuk mencapai keberhasilan, yang bahkan lebih tinggi dari yang pernah dicapainya.

Kelima, sang pemimpin tidak berupaya untuk menjadikan yang dipimpinnya merasa berhutang budi atas kepemimpinannya; karena keberhasilan yang dipimpinnya hanya dimungkinkan oleh kompetensi dari yang dipimpin; dan bahwa kontribusi kepemimpinannya adalah sebuah tugas yang sudah terbayarkan dengan kemuliaan menerima penugasan untuk menjadikan pribadi-pribadi lain sebagai pribadi-pribadi yang mencapai potensi terbaik mereka.

………………………………………………………… inspired by bapak Mario Teguh

3 Responses to Bagaimanakah pemimpin itu seharusnya…

  1. sitorus 2000 says:

    So, the question is apakah Fresmen adlah tipe pemimpin yg seperti dijelaskan di atas?

    • terima kasih atas tanggapannya:)

      Hal yang kami sampaikan di atas adalah sebuah pemikiran tentang bagaimana seharusnya pemimpin (kita tidak membahas profile pribadi dalam postingan di atas).
      sesuai pertanyaan anda, banyak hal berkaitan dengan bagimana tipe pemimpin paryasop yang dibutuhkan saat ini. Tidak segamblang ketika kita membaca buku/teori tentang kepemimpinan.
      Jadi hal yang kami posting di atas adalah menjadi “rambu” buat kami nantinya apabila pasangan FRESMEN ini terpilih sebagai pemimpin paryasop. Nah, mari kita saling bekerja sama, saling sharing, saling memperhatikan dan saling mengingatkan agar tidak keluar dari jalur bagaimana seorang pemimpin itu seharusnya.
      (bagaimana kita bisa menilai mangga itu manis kalau belum kita rasakan sendiri buah mangga itu bagimana, walaupun kata banyak orang buah mangga itu harum wanginya dan manis rasanya:) )
      anda bisa menilai sendiri apakah FRESMEN seperti pemimpin yang kami posting di atas ketika anda sudah merasakan bagaimana mereka memimpin, jadi marilah kita bersama2 berdiri di belakang FRESMEN. Kami yakin kita akan menjadi sebuah kekuatan jika kita melangkah bersama, melangkah bersama FRESMEN:)

  2. Menjadi Pemimpin itu butuh proses.
    Dan Paryasop adalah wadah untuk proses menjadi pemimpin, karena saya yakin menjadi Pemimpin dalam Paryasop bukan hasil akhir, melainkan satu wadah aktualisasi.

    Memimpin organisasi alumni memiliki tantangan tersendiri. Dengan perbedaan yang disatukan oleh almamater, diperlukan seni ‘art’ kepemimpinan yang tidak bisa dirumuskan sepihak.

    Sebenarnya pemimpin itu dipimpin oleh ‘niat’ orang-orang yang dipimpinnya. Dia tidak bisa berjalan sendiri.

    Paryasop need a refreshment, would it be FresMen?

Leave a reply to marudut napitupulu Cancel reply